KONSEP KARMA DALAM AGAMA BUDDHA
Makalah
ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu pada Mata Kuliah
Agama-agama Dunia
Pembimbing:
Bpk. Saiful Azmi, MA.
Oleh:
Khoirun nisa’ : 1110034000100
Jurusan Tafsir Hadits
Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
A.
Pendahuluan
Dalam kegiatan
sehari-hari kita sering mendengar kata “Karma”. Penggunaan
kata “Karma” ini pada umumnya ditujukan untuk manggambarkan hal-hal yang tidak
baik,
karma selalu dihubungkan dengan karma buruk. Padahal sebetulnya karma bukan
hanya karma buruk tetapi juga ada karma baik. Selain sebagai karma buruk,
konsep karma juga sering diidentikkan sebagai satu-satunya penyebab kejadian.
Dalam
konsep ajaran Agama Buddha istilah karma sangatlah banyak dipergunakan dan
keberadaannya sangat lekat dengan kehidupan umat. Demikian juga dalam pandangan
Agama Hindu yang sesungguhnya sangat banyak memiliki kemiripan konsep dan
ajaran dengan agama Buddha itu sendiri, terlebih lagi sama-sama disebut sebagai
visdom religion yang berkembang di daratan India.
Dalam pandangan Agama Hindu, karma tersebut ada atas dasar kehendak dan
Brahman sebagai sebab yang tak tersebabkan, akan sedikit berbeda dengan konsep
dalam ajaran Agama Budha bahwa karma tersebut memang manusialah yang sedemikian
berbuat sehingga terikat atas kelahiran kembali dalam hidupnya.
Dalam makalah ini kami akan membahas lebih detail tentang konsep karma
dalam Agama Budha.
B.
Konsep Karma dalam Agama Budha
a)
Pengertian Karma
Karma (bahasa
Sansekerta) atau bisa
juga disebut Kamma (bahasa Pali) yang
artinya perbuatan atau tindakan. Karma (kamma) adalah suatu perbuatan yang dapat membuahkan hasil, dimana
perbuatan baik akan menghasilkan kebahagiaan dan sebaliknya perbuatan jahat
juga akan menghasilkan penderitaan atau kesedihan bagi pembuatnya.[1]
Semua perbuatan
akan menimbulkan akibat (kamma-vipaka) dan semua akibat akan menimbulkan
hasil perbuatan (kamma-phala).
Dari segi
perbuatannya, karma dibedakan atas:
Ø Mano-kamma : perbuatan pikiran
Ø Vaci-kamma : perbuatan kata-kata
Ø Kaya-kamma : perbuatan badan jasmani
Sedangkan menurut sifatnya, karma dapat dibagi
menjadi dua bagian:
Ø Kusala-kamma : perbuatan baik
Kusala-kamma berakar dari
kusala-mula, 3 akar kebaikan:
o Alobha : tidak tamak
o Adosa : tidak
membenci
o
Amoha : tidak bodoh
Ø Akusala-kamma : perbuatan jahat
Akusala-kamma berasal dari akusala-mula, 3 akar kejahatan:
o Lobha :
ketamakan
o Dosa :
kebencian
o Moha :
kebodohan
b)
Klasifikasi Karma
Dalam Agama Budha Karma diklasifikasikan kepada beberapa bagian, di
antaranya adalah:
Karma
menurut fungsinya
1)
Janaka-kamma:
Karma yang berfungsi
menyebabkan timbulnya suatu syarat untuk kelahiran makhluk-makhluk. Dan tugasnya melahirkan Nama dan Rupa.
2)
Upatthambaka-kamma:
Karma yang mendorong terpeliharannya
suatu akibat dari suatu sebab yang telah timbul. Mendorong kusala atau
akusala-kamma yang telah terjadi agar tetap berlaku.
3)
Upapilaka-kamma:
Karma yang menekan karma yang berlawanan agar
mencapai keseimbangan dan tidak membuahkan hasil. Karma ini menyelaraskan
hubungan antara kusala-kamma dengan akusala-kamma.
4)
Upaghataka-kamma:
Karma yang meniadakan atau
menghancurkan suatu akibat yang telah timbul, dan menyuburkan karma yang baru.[2]
Karma menurut kekuatannya
1)
Garuka Kamma: Karma yang berat dan
bermutu. Akibat dari karma
ini dapat timbul dalam kehidupan saat ini, maupun kehidupan
berikutnya.
2)
Asanna Kamma : Karma yang dilakukan
sebelum saat mati seseorang, baik lahir maupun batin, terutama dengan pikiran.
3)
Acinna Kamma
atau Bahula Kamma : Karma kebiasaan, baik
dengan kata-kata, perbuatan,
maupun dengan pikiran.
4)
Katatta Kamma :
Karma yang ringan-ringan,
yang pernah diperbuat dalam hidupnya.
Karma menurut waktunya.
1) Karma
yang langsung berbuah.
2) Karma
yang berbuah agak lama tetapi masih dalam satu kehidupan.
3) Karma
yang berbuah pada kehidupan-kehidupan yang berikutnya.
4)
Karma yang tidak sempat berbuah karena
kehabisan waktu atau kehilangan kesempatan untuk berbuah.[3]
C.
Kesimpulan
Karma adalah
perbuatan yang akan menimbulkan akibat dan hasil perbuatan (kamma-vipaka dan
kamma-phala). Dengan demikian karma bisa berupa karma baik dan karma buruk, semuanya diukur dari perbuatan ataupun
tindakan manusia itu sendiri.
D.
Daftar Pustaka
Ø Hansen, Seng, Ikhtisar Ajaran Buddha, Yogyakarta: Vihara Vidyaloka, 2008
Ø Hansen, Seng, Hidup Bukan Hanya Penderitaan, Yogyakarta: Vihara Vidyaloka, 2011
Ø Tanggok,
Ikhsan, Agama Buddha, Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق