الأربعاء، 13 فبراير 2013

peradabab islam Asia tenggara

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Mencetak sebuah peradaban islam bukanlah suatu hal yang mudah, oleh karena itu marilah kita menengok kebali tentang sejarah masa lalu yang menyimpan sebuah semangat peradaban. Dengan semangat tersebut dapat mencetak masa keemasan sepanjang peradaban Islam di masa lalu.
Dengan makalah ini besar harapan penulis bagi para pembaca tergugah kembali untuk mempelajari sejarah peradaban Islam di masa lalu sebagai motifasi diri untuk menanamkan dalam diri setiap individu semangat peradaban Islam masa lalu, hingga dapat menjadi acuan untuk membangun peradaban Islam di masa modern ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Peradaban Islam di Asia Tenggara
Asia Tenggara (Indo-Melayu) merupakan salah satu dari tujuh wilayah kebudayaan atau peradaban Islam, yang tegasnya terdiri dari wilayah kebudayaan –kebudayaan Islam-arab, Islam-Persia ,Islam-Turky, Islam-Afrika (hitam, Islam anak Benua Hindia ,dan Islam–Indo Melayu).
Sebagi bagian integral dari kebudayaan-peradaban Islam secara keseluruhan , fenomena dan ekspersi kebudayaan-peradaban Islam di Indo Melayu, juga mencakup ciri-crri universal membuat kebudayaan-peradaban di wilayah tertentu dapat di sebut dengan istilah “Islamicate”. Tetapi pada saat yang sama kebudayaan-peradaban Islam di wilayah manapun , termasuk di kawasan Indo melayu juga mempunyai unsure-unsur yamg bisa di sebut khas bagi kawasan yang bersangkutan.
Kemunculan dan perkembangan isalam di dinua Indo-Melayu menimbulkan transformasi kebudayaan –peradaban local. Transformasi kebudayaan peradaban Indo-Melayu  itu banyak hal itu hamper sama dengan konversi masyarakat Arab kedalam Islam pada abad ke-7 yang juga merupakan transformasi kebudayaan-peradaban bangsa Arab. Transformasi kebudayaaan- peradaban melalui pergantian agama di mungkinkan ,karena Islam menekankan buikan hanya keimanan yang benar tetapi juga tingkah laku yang baik yang pada gilirannya  setidaknya secara ideal harus di jawantahkan setiap muslim dalam berbagi aspek kehidupannya.
Menggunakan istilah”relegius Revolution”,Reid(1993)menggambarkan terjadinya transformasi kebudayaan–peradaban di wilayah Indo–Melayu dari system keagamaan local kepada system keagamaan Islam, lengkap dengan berbagai pengejawantahan kebudayaan-peradabannya. Revolusi agama yang  memunculkan transformasi kebudayaan peradaban itu, di sebabkan beberapa faktor yang inheren atau faktor-faktor lain kemudian secara kental diasosiasikan dengan Islam .[1]
B.     Beberapa Kajian di Asia Tenggara
Sejarah masuk, tumbuh dan berkembangnya Islam di Asia tenggara , khususnya dalam kebudayaan dan peradaban sepenuhnya massih belum tersingakp secara menyeluruh. Penyebabnya antara lain,karena beberapa  kajian sejarahIslam denagan berbagai aspeknya di Asia Tenggara khususnya basis kebudayaan Indo-Melayu, oleh beberapa sejarawan asing atau pribumi, masih belum bisa di rumuskan secara kongkrit. Sebagai paradigm historis yang dapat di jadokan pegangan bersam yang kadang-kadang masing-masing kesimpulannya masih sulit antar satu dengan yang lain.
Menenai tempat asalnya datangnya Islam ke Asia tenggara sedilitnya ada tiga kategori besar. Pertama, teori yang mengatakan bahwa Islam dating langsung dari Arab(Hadramaut). Teori kedua , bahwa Islam dating dari India yakni Gujarat dan Malabar,dan ada yang mengatakan dating dari Benggali. Teori ketiga,Islam dating dari Persia  hal ini di terbukti dengan banyaknya ditemukan tradisi dan budaya Persiadan Syiah yang masuk ke nusantara, seperti halnya dalammodel upacar  Tabut di Minangkabau, metode pembelajaran Alquran dan banyaknya nama-nama yang menggunakan bahasa Kurdistan.[2]
Sumber tulisan sejarah yang berlaku dalam tradisi Kristen dan Eropa misalnya, jika begatu saja di pasangkan dengan tradisi Islam, pad gilirannya dapat menggiring orang pada konsepsi dan history dalam memandang Islam. Karena itulah bagi orang yang ingai mencari objektivitas, sumber-sumber asing tidaklah lebih reliable ketimbang sumber-sumber ribumi.
Setelah anak benua Indo-Pakistan da Bangladesh, Asia Tenggara barang kali merupakan konsentrasi para pemeluk islam terbesar dimuka bumi dengan persatuan budaya yn cukup mengesankan . asia tenggara secara keseluruhan merupakan kawasan besar kaum muslim yang relative baru dalam perkenalannya dengan islam da peradaban, ketika pada reralihan adab XI ke abad XII al-ghazali sibuk melancarkan polemiknya yang terkenal terhadap para pilusuf muslim pulau jawa, misalnya masih berada sekitar masa kekuasaan raja jaya baya dari Kediri.
Meskipun pulau jawa tidak sepenuhnya mewakili seluruh asia tenggara namun kenyataan sejarah tersebut kiranya sedikit member ilustrasi tentang segi kemudaan islam dan budaya islam di kawasan ini. Dan hal ini dapat juga member keterangan tentan sebab mengapa sediki banyak kawasan ini mengalami semacam kesenjngan ilmiah dengan bagian dunia slam yang lain, tergambar dlm sedikitnya jumlah kontribusi orisinal kaum muslmnya untuk perbendaharaan keilmuan islam internasional. Dalam hal karya berbhasa arab, memang terdapat beberapa ulama asia tenggara yang telah memberi kontribusi kepada kekayaan intelektual islam dunia. Dua diantaranya yang patut disebut disini, karena kontribusi mereka yang berotoritas, yaitu al-shaykh al nawawi al bantani pengarang tafsir alquran Marah Labib; dan Al-shyskh Muhammad Dahlan Al jamfasi al kadiri pengarang kitab siraj Al talibin yang kedua kitab ini sudah tersebar ke seluruh taraf internasinal.[3]
Tetapi kontribusi dalam bahasa melayu atau Indonesia masih sangat miskan, dan yang adapun kurang orisinal. Keaadan ini terbukti dari hamper total tidak di akuinya peranan bahasa nelayu atau Indonesia dalam pusat-pusat kajian Islam Timur Tengah dan Barat sebagai salah satu bahasa Islam yan boleh ata harus di ketahui sorang pegkaji sebagai kemungkinan medium pendahalaman dan perluasan pengetahuan tentang Islam dan peaabannya. Jadi berbeda dengan pengakuan yang memang menjadi hak bagi bahasa-bahasa Arab, Persi, Turky, Urdu, dll.
Bertitik tolak dari kenyataan itu kiranya kita dibenarkan untuk mengatakn bahwa asia tenggara masih sedang mengalami proses kea rah tingkat penyerapan agama dan peradaban islam yang lebih tinggi dan pekat. Dalam kerangka proses islamisasi yang lebih lanjut itulah kita harus melihat kemungkinan menemukan suatu model kajian islam yang lebih ilmiah. Sebab yang kita perlikan ialah pemerkayaan dalam khazanah ilmu pengetahuan kita sendiri, yang nantinya mungkin dapat kita jadikan pijakan guna membina suatu bentuk peradaban islam dalam konteks di zaman modern yang dituntut oleh lingkungan khas kita yaitu asia tenggara.
            Sekarang marilah kita membuat asumsi bahwa kita menghendaki suatu asia tenggara yang penduduk muslimnya  mampu secara kreatif member sumbangan pokok kepada pembangunan, pengembangan, dan pemantapan budaya modernnya. Ini jelas menghendaki tingkat kekayan dn kesuburan iliah tertentu dari para intelektualnya. Dan seperti sudah disinggung iatas, tujuan kajian islam di kawasan ini adalah untuk memperoleh bahan yang lebih banyak bagi usaha pembangunan budaya islam, yang meskipun mdern tetap konsisten dengan semangat ajaran-ajaran islam.
C.         Islam di Asia Tenggara
Bagi masyarakat Asia Teenggara awal , telah mengenal pemerintahan kenegaraan, meskipumn belum terdapat pemerintahan yang tunggal. Di wilyah pesisir kepulauan Sumatra dan Jawa, di beberapa klepulauan yang lebih kecil, dan di semenanjung Malaya,warga hidup dengan berdagang. Di samping itu pada abad pertama kawasan laut Asia Teanggara,khususnya selat Malaka, sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional, yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur , Asia Tenggara, dan Asia Barat. Perkembangan perdagangan dan pelayaran internasional yang terbentang jauh dari teluk Persi sampai cina melalui itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu Cina di bawah Dinsti Tang (617-907M ) kerajaan Sriwijaya (7-14 M) Dinasti Umayah (660-749 M) dan Dinasti Abbasyah (750-870 M). oleh karena itu Islam di Asia Tenggara memegang peranan pentingdalam pelayaran dan perdagangan, yang membawa kemakmuran bagi kerajaan Islam pada abad ke-16 hingga abad ke-18.[4]
Berdasarkan hal itu, maka berikut ini akan di jelaskan awal kedatangan Islam serta bagaimana pengaruhnya dalam bidang politik yang di wujudkan dalam kerjaan-kerajaan Islam.

1.    Awal Kedatangan Islam
Kedatangan Islam di Asia Tenggara sejak Abad ke-7sampai abad ke-11di dasarkan dari berita Cina dan para pedagang muslim. Di sini bukti arkiologi memberikantambahan  imformasi. Bukti arkiologis terssebut adalah berupa batu nisan yang di anggap tertua berasal dari abad ke-11,dan dintemukan jalur pelayaran dan perdagangannya. Dua batu nisan di temukan di Pharang, Campa Selatan, yang kini masuk daerah Vietnam. Yang pertama bertuliskan arab kufi dengan menyebut nama yang wafat. Ahmad bin Abu Ibrahim Bin Abu Aradah Rahdar alias Abu Kamil wafat pada hari kamis malam, 29 safar 431 H\1039 M.[5]
Batu nisan yang kedua, sudah sudah rusak dan tulisannya lebih mirip tulisan jawi (arab-Melayu) yang isinya mengenai pembayaran pajak, utang-piutang dan tempat tinggal. Dari bukti arkiologis itu terlihat bahwa Islam telah dating di daerah Campa dan membentuk komonitas muslim.
Pada abad ke-11, orang-orang muslim dalam perdagangan menuju Cina, singgah di Brunei Darussalam. Peniggalan erupa batu nisan di temukan di pekuburan dekat jalan Resedensi  Bandar Sri Begawan, yan memuat tuisan seperti di Campa  . pada nisan itu di sebutkan nama seorang waita yang bernama Makhdarah yang afat pada tahun 440 H/1048 M. dan masih banyak penemuan-penemuan yang lain. Kedtangan Islam sejak abad ke-7 samapi abad ke-12, di beberapa aerah di Asia Tenggara dapat di katakana aru pada tahap pembetukan komunitas muslim  yang terutama terdiri dari pedagang. Abad ke-13 sampai abad ke-16, terutama dengan mulainya dengan kerajaan bercorak Isla merupakan kelanjutan dari penyebaran Islam. perlu di bedakan antara tahap kedatangan dengan tahap penyebaran dan pebentka struktur peerintahan atau kerajaan. Ada tiga tahap yang memakan waku yang sangat aman, tahap pertama, Islam meghadapi masyarakat yang bercorak Hindu-Budha, anggota masyarakatnya masih memliki struktur pemerintahan semacam desa atau kesatuan desa dengan kepercayaan Aemisme dan Dinamisme.[6] Tahap kedua penyebaran Islam lebih  mantap dan luas. Karena sejak abad ke-1 telah muncul kerajaan Islam yang pertama di Lhoksumawe. Daa abad ke-9 di Perlak telah muncul kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 25 H/847 M. Dan di perintah oleh 8 Sultan dan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Amin Syah (125-1263 M ) terjadi pernikahan antara Puri Pelak dan Merah Seu yang terkenal dengan nama Sultan Malikus As-Sholeh beliau yang mendirikan kerajaan Samudra Pasai. Sejak krajan tersebut tumbuh dan berkembang yang umnnya d teima oleh ara ahli sejarah sebaga erajaan Isam pertama di Asia Tenggara, yaiu sejak abad ke-13 sampai abad ke-16 M, pelayaran dan perdagangan yang di lakukan orang mslim dan Arab, Pesia, Irak, India Selatan, dan Srilangka semakin ramai. Mereka bukan hanya mendatangi kerajaan  Samudra Pasai tetapi juga meneruskan pelayaran dan perdagangan ke negeri-negeri lain di kawasan Asia.
2.    Teori-Teori Isamiasi di Asia Tenggara
Mengenai teori masuknya Islam di Asia Tenggara ada tiga teori. Pertama,teori yang menyatakan baha Islam langsung dari Arab tepatnya di Hadramaut. Teori ini di kemukakan oleh Crawfur (1820 M ), Keyzer (!878 M ), nieman (1861 M ), De Hollander (180 M ), dan Veth (1878 M ). Kedua, yang mngatakan bahwa Islam di nusantara dating dari India . di kemukakan oleh pijnapel (1872 M ). Ketiga, yang di kembangkan oleh Fatimi bahwa Islam datang dari Benggali ( Bangladesh ), yang menyatakan bahwasannya kebanyakan orang terkemuka di pasai adalah orang Benggali. Dan Islam muncul pertama kali di semenanjung Malaya, melalui Kanthon, Phanrang, (Vitnam), Leran dan Trengganu.
3.     Pertumbuhan Kerajaan-Kerajaan Islam
Dengan Masuknya Islam di Asia Tenggara, bukan saja berpengaruhterhadap politik, tetapi juga dala social, budaya dan eknomi. Pengaruh masuk dan berkembangnya Islam di Aia Tenggara dalam bidang politik di wujukan timbulnya kerajaan-kerajaan Islam atau kesultanan di Asia Tenggara. Pengaruh Islam di Sumatra Utar di wujudkan dalam kerajaan Samudar pasai. Yang merupakan kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara, khussnya Nisantara. Raja pertamanya adalah Sultan Malik Al-Soleh ( w.1297 M) dengan hasil kesusastraannya adalah “ Hikayat Raja-raja Pasai”.[7]
Dalam perekonomiannya, kerajaan yang bercorak Maritim ini tidak mempnyai basis agraris. Basis perekonomiannya adalah  perdagangan dan pelayaran. Pengawasn terhadap dan pelayaran ni merupakan sndi-sendi kekuasaan yang memungkinkan kerajaan memperoleh penghasilan pajak yang besar. Hubungan antara Samudra Pasai dan Malaka yang melibatkan para edagang muslim dan juga disertai para muballigh dan guru sufi, smkin menambah ramainya Bandar Malaka juga menyebabkan raja Malaka memeluk agama Islam. Raja Malaka yang pertama Aramesywara, setelah memeluk agama Islam lalu berganti nama dengan gelar Sultan Megat Iskandar Syah. Ia melakukan pernikahan dengan putrid  kerajaan Saamudra Pasai  dan kemdian muncul kerajaan Islam yang besar setelah Samudra pasai, pengaruhnya besar pulu bagi perkembangan pelayaran dan perdagangan di daerah lain di Asia Tenggara. Setelah Malaka menjadi kerajaan Islam, par pedagang, muballigh, guru sufi dari negeri timur tengah dan India makin ramai mendatangai kota Bandar Malaka dan Samudra Pasi. Dari kedua Bandar ini, islam di awa ke Pattami dan tempat lainnya di semenanjung, eperti Pahang, Johor dan Perak. Pembawa Islam pertama ke Pattami adalah Syekh Said, seorang muballig dari Pasai, yang brhasil menyembuhkan raja Pattami, bernama Paya Tu Ngapu, yang sedang sakit parah. Setelah masuk Islam Paya mendapat gelar Sultan Ismail Syah Zilullah fi al-Alam. Kesultanan malaka mempunyai pengaruh di daerah Sumatra dan sekitarnya, debngan mempengaruhi daerah-daerah tersebut untuk masuk Islamseperti;Rokan Kampar, Indra Giri dan Siak. Dan kesultanan Malaka merupakan pusat perdagangan Internasional antar barat dan timur, pelabuhan transit, serta pintu erbang bagi kerajan di nusantara.

BAB III
PERKEMBANGAN ISLAM DI NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA

A.     Brunei Darussalam
Kesultanan Brunei terletak di Asia Tenggara dengan luas wilayah 7565 km kubik, dihuni oleh penduduk yang mayoritas beragama Islam. Brunei merdeka pada tahun 1984 dari penjajahan Inggris. Nama Brunei berasal dari bahasa sansekerta “Varunai” yang semula diambil dari kata “ Varunadvipa” yang berarti pulau Kalimantan. Pada mulanya di eja “ Brunai” yang kemudian berubah menjadi “Brunei” yang merupakan ejaan yang benar. Raja Brunei, Awang Alak Batatar mula-mula belum menganut agama Islam. Lalu datang ulama dari Arab diantaranya Syarif Ali yang berasal dari Thaif, sebuah kota kecil dekat dengan kiblat umat islam (ka’bah). Bekiau melakukan pengajaran Islam kepada para penduduk Brunei. Raja Awang tertarik menerima islam dn mengganti namanya menjadi Sultan Muhammad Syah dan kemudian keluarga istana masul Islam. Termasuk putranya yang akan menggantikan kedudukannya yaitu Sultan Ahmad.
1.        System Pemerintahan
Islam adalah Dustur al-bilad bagi brunei. System pemerintahannya adalah kesultanan yang mempunyai kewenangan otoritas penuh (hukum) Sultan memimpin Perdana Mentri denga independent sehingga mayoritas anggota keluarganya menjabat menguasai departement kementrian. Seperti Sultan Sarmuda Hasanal Bolkiah Mu’izzudin sebagai nenek moyang Suktan Bolkiah yang menetap disana dan kemudian bertakwa hingga berhasil mendirikan negara Isalm pada abad ke 12 H atau 16 M. kesultanan Brunei menjadi Negara nomor 169 dalam daftar PBB dan anggota ke-6 dalam organisasi ASEAN. Dan menjadi anggota Commonwals British. Brunei mempunyai hubungan kerja sama diplomasi yang baik dengan Inggris, Amerika, Australia, Jepang, Korea Utara, dan semua Negara Arab. Bahkan didalamnya terdapat kurang lebih seribu tentara Inggris yang menjaga minyak sebagai tindak lanjut hubungan kerjasama antar Brunei dan Inggris. Kondisi Income Negara Brunei mencapai 3 Billion Dolar Amerika dengan pendapatan per kapita rata-rata 22000 Dolar Amerika maka dia dianggap sebagai Negara kaya, dengan minyak bumi sebagai produksi utamanya sehingga warga  negara asing ingin menjadi warga Negara Brunei namun, Kesultanan Brunei menutup diri dengan menstaratkan Islam sebagai Agama resmi penduduknya.
2.        Kondisi Struktur Sosial Budaya
Sebagaimana dikawasan Melayu di asia tenggara lain, Brunei sejak seperempat pertama abad 20 juga mengalami gelombang reformasi. Tema reformasi di Brunei mencakup masalah Pendidikan, Penegakkan Hukum, dan Administrasi Islam. Gelombang perubahan keagamaan juga terkait dengan dinamika tarekat dan tasawuf. Tarekat seperti  Khalwatiah, Samaniyah, dan Syaziliah masuk ke Brunei sekitar abad ke -18 dan abad ke-19 tarekat Qodariyah, Naqsybandiyah, dan Qodariyah wa Naqsybandiyah, yang dibawa oleh para komunitas jawi dari mekkah mulai pula berkembang di Brunei. Syeh Ahmad Khotib Sambas pembawa tarekat terakhir yang akrab dengan Haji Abdul Muqti dan Haji Ahmad Bin Datok imam dan guru sufi dan tarekat Brunei. Berkembangnya Tarekat tersebut memecah belah kaum muslim di Brunei kedalam kelompok yang menerima dan menolak. Gerakan Reformasi lainnya menyangkut Institusi administrasi dan Pengelolaan Islam. Institusi Administrasi dan Agama mengalami Rasionlisasi dan reorganisasi. Reformasi juga mencakup system pendidikan, berbagi pembaharuan dilakukan untuk mempersiapkan ulama yang terampil dan dalam administrasi modern. Pada tahun 1922, surau milik Siltan dijadikan sebagai tempat pelatihan dan pendidikan dilakukan dua kali seminggu dalam system kelas regular. Pendirian madrsah pada tahun 1941 oleh Pangeran Bendahara, Pengiran Pamanea, dan Pengiran Syah Bandar. Ulam mesir Ustad Abdul Azis assani menjadi gpenting di madrasah tersebut. Namun madrasah ini terhenti ketika jepang datang ke Brunei pada than 1941. Namun seteleh jepang pergi lembaga. Serupa muncul di Brunei kembali. Dalam Bidang agama dibentuk badan baru yang disebut Nazir (pendidikan Agama) dan ketua pengajar agama.
Benih-benih rasionalisme Brunei muncul sebagai akibat gerakan dan peikirn pelajar Brunei yang belajar pada Maktab Perguruan Sultan Idris (MPSI) di perak Malaya diantara siswanya adalah Awang Marsal Bin Maun. Kebangkitan nasionalisme memunculkan kerusuhan antara masyarakat cina dan melayu pada tanggal 24 maret 1944 di Bandar Brunei. Sejak insiden itu bendera cina yang biasanya berkibar dikantor persatuan pemuda cina tidak tampak lagi. Setelah kerusuhan tersebut MPSI dan PGGNB mendirikan organisasi pemuda yang diketuai oleh Awang Abdul Bin Awang Ja’far sementara Angeran Muhammad Yusuf menjadi Sekertrisnya.
3.        System Peradilan
Seperi di Negara Melaysia Muslim Asia Tenggara lain, wacana idiologis dan pemikiran keagaamaan di Brunei  juga cukup kompleks. Hokum Qonum Brunei, tiak hanya   berisi hokum Isam tetapi jga merujuk pada hukm adat. Literatuar keagamaan yang di temukan di Brunai, antara lain adalah kitab Al-Hikam karya Ibnu Ata’, Syair Al-Salaikain dan Silsilah Al-Tareqat Al-Samaniyah krya Abdul Ahmad Al-Palembangi, Sabil Al-Mukhtadin karya Muhammad Arsyad Al-Banjari, Syams Al-Ma’arif karya Ahmad bin Ali Al-Buni Al- Magribi, Hayah Al-Hayawan, Nujah Al-Majalis wa Muhktakhab An nafa’is karya Abdul Rhman Asyafuri Al- Syafi’I Al-Misri juga terdapat karya ulama Brunai sendii seperti Haji Abdul Mokti yang juga akrab dengan literature pengebotan alternative menurut Islam.
Berdasarkan perjanjian tahun 1905-1906 residen megambil alih kekuasan sultan . hal ini merangsang muculnya instusional visi dan pengeleloan Islam di dalam struktur an bentuk baru. Hokum pidana Islam cederung di batasi, hanya mencakup hukun keluarga, seperti regestrasi perkawinan, talaq dan ceri. Untuk mengurusi soal keilaman residen inggris memperkenalkan Lembaga Mahkamah Undang-Undang pad tahun 1908. Kemudian pada tahun 1911, Mahkamah di ubah menjadi Dewan Negara yang kemudian mejadi institusi al ijwal agama. Malalui ukum ini qodhi mengaplikasikan hokum Islam.
B.     Malaysia
Malaysia, adalah Negara merdeka di Asia Tenggara, terdiri dari bekas federasi Malaya (negara bagian dari Jhor, Kedah, Kelantan, Malaka, Negeri sembilan, Pahang, Perak, Perlik, Selangor, dan Trengganu) dan bekas jajahan Inggris dari Serawak dan Kalimantan Selatan(Sabah). Wilayahnya terbentuk sabit hamper 1600 (2575 km) memanjang dari perbatasan Thailand sampai laut Sulu. Setiap Negara di pimin oleh Sultan. Kepala Negara adalah Raja (yang di pertuan Agung). Sebagai symbol pemersatu . Dan Raja di pilih oleh para Sultan Negara bagian. Kepala pemerintahannya berada di tangan perdana menteri yang berhak membetuk kabinet. Kepala Negara di pilih oleh Raja-Raja Malaya untuk jangka waktu 5 tahun, legeslatif nasional adalah pemerintahan federal yang trediri atas dua departemen, dewan Negara (senat), dan dewan rakyat (Departemrn Kerakyatan). Kekuatan nyata eksekutif  dilaksanakan oleh perdana menteri yang di tetapkan oleh kepala Negara dan harus dari anggota Departemen Kerakyatan ang memerintah bagi enam kekuatan mayoritas dari keanggotaan atas saran perdana menteri. Kepaa Negara menunjuk cabinet dari deartemen lain. System Peradilan di jalankan oleh Pengadilan Banding, Pengadilan Tinggi. Dan partai-partai politik itu baru muncul sebelum tahun 1946 di wilayah berdirinya Malasya. Dan Malasya menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional mereka walaupun bahasa Inggris lebih banyak di gunakan. Mayoritas orang Cina dan India belum sepenuhnya menggunakan bahasa Melayu. Pada umumnya pendududuk telahmelek huruf dan berada pada level tinggi di Negara-negara Aia. Sekolah-sekolah gratis di sediakan oleh pemerintah untuk orang-orang Melayu sejak tahun 1880, sementar bagi anak-ank mereka untuk beberapa tahun dari berbagai ras mengikti sekolah dasar pemerintah gratis, dan sejumlah sekolah tekhnik serta seolah-sekolah spesialisasi. Penduduknya 61% pribumi dan yang lain pendatang, terdiri dari  musli dan non muslim, yaitu muslim dari Indonesia dan muslim dari Cina. Mayoritas enduduknya Islam Suni pengkut mandzab Safi’I dan Islam agama resmi Negara ini. Namun agama lain tetap diberi kebebasan untuk beragama seerti Cina dengan agamanya Komfuse, Hindia Hindu dan agama lainnya.[8]
1.      Aktivitas Perekonomian
Pada umumnya orang-orang Malasya bermata pencaharian di bidang pertanian, sebagian tenaga  Administrasi Negara, Polisi atau Angkatan Bersenjata ; orang-orang Cina di bidang perdagangan dan industry, terutama di pertambangan timah, lahan-lahan persawahan, dan pemlk-pemilk took. Orang-orang India, Srilangka, dan Pakistan banyak bergelut di bidang bisnis, pejabat pemerintahan dan sebagian di pertanian. Orang-orang Indo-Eropa banyak bergerak di bidang pejabat pemerintahan dan bisnis. Sementara orang-orang Dayak pesisir biasanya bermata pencaharian sebagai nelayan, sedangkan Dayak pedalaman bermata pencaharian denagn berburu dan bertani. Standar kehidupan masyarakat Malasya beul-betul didasarkan pada kekayaan sumber daya lam seperti karet, timah, logam, kayu, kopra, dan kelapa sawit. Sejak tahun 1877, pengembangan pohon karet menjadi produk utama Negara, setelah karet adalah timah yang sangat besar memberikan kontribusi bagi perdagangan Negara. Pengembanagan perkebunan kelapa sawit tampaknya baru di akukan pada tahun-tahun belakangan ini. Hasil-hasil pertanian lain yang cukup signifikan bagi perekonomian masyrakatnya adalah beras, lada, teh, kopi, serta buah-buahan musiman.[9] Transportasi wilayah Malasya sebagian besar di dasarkan oleh perusahaan kereta api, dengan rute dari Singapura hingga ke perbatasan Thailand. Yang di kembangkan oleh rute-rute cabang yang menyatukan dengan kota-kota lainnya. Pelayanan penerbangan lokal juga meliputi kota-kota kecil dan kota-kota besar seperti Kuala Lumpur dan Penang. Dan begitupun penerbangan-penerbangan Internasional yang menghubngkan Malasyia dengan bagian-bagian dunia lainnya.
2.        Upaya Membangun Wilayah Melayuisme
Bahasa Melayui adalah bahasa Islam, yakni lahir dari peradaban muslim di Asia Tenggara. Dalam khazanah kesustraan Melayu, para ulam telah membangun dam menggunakan bahasa melayu-Islam. Watak kedua bahasa ini telah berpengaruh pada pusaran kebudayaan Melayu dalam lingkunagan masyarakat di malasya. Namun setelah adanya proses latinisasi hamper berhasil, umat Islam telah kehilangan bahasa dan aktivitas tulisan Melayu yang dekat denagn Islam (Alquran). Ini bias jadi merupakan indikasi kemerosotan budaya Islam akibat tulisan Arab-Melayu tidak di gunakan lagi.
Undang-undang Malak di kompilasi pada tahun 1450, denganjelas berisi hukm islam yang menetapkan pemerintahan Malaka harus di jalankan sesuai hokum Qurani. Pada tingkat local orang-orang Melayu tampak solid dalam menyiarkan agama. System pendidikan Islam tradisional  tetap bertahan. Pondok, surau dan madrsan muncul sebagi pusat pengajaran Agama yang snagat penting. Dibidang ekonomi , mayoritas orang-orang Melayu bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Rang-orang Melayu di Malaya snagat sedikit yang mendapatkanpendidikan modern yang lebih tinggi. Hanya kaum yang cosmopolitan saja yang dapat erahan. Ola perkembangan yang tidak  seimbang antara orang-orang Melayu dan orang-oarang Imigran pun muncul. Inilah yang memicu dan memacu orang-orang Melayu untuk bangkit. Di Malasyia penduduk Muslim tidak lebih dari 55% dari seluruh jumlah penduduk. Meskipun tidak semua orang muslim adalah melayu, secara konstitusional, orang Melayu mesti muslim. Untk tujuan politik, penduduk asli Malasyia disebut Bumi Putra sedangkan penduduk asli atau kaum pendatang disebut non Bumi Putra.
Disamping itu, memang faktor etnik lebih dominan dan bagaimanapun juga tetap merupakan sesuatu yang penting dalam pengaturan politik di Malasya. Sebagian besar partai politik masih di organisasi secara komunal. Kepentingan kaum muslim di wakili dalam seumlah partai politik, yaitu United Malay National Orgaization (UMNO) dan Partai Islam (PAS) yang merupakan partai oposisi.forum inter etnik terdapat dalam front Nasional yang berkuasa, yang merupakan kalisi dari 12 partai politik yang mewakili  komunitas-komunitas  yang berada di Malasyia. UMNO adalah merupakan komponen terbesar dan paling senior ditubuh Front Nasional. Partai oposisi non-Islam yaitu Democrat Action Party (DAP) mengklaim sebagai partai partai multiagama dan multirasial, namun dalam kenyataannya mendukunng kepentingan kelompok China.
Peranan Islam dalam politik lebih kentara di Malaysia terutama di tahun 1980-an. Saat ini  merupakan faktor krusial baik di tingkat nasional maupun local.
C.     Singapura
1.      Sejarah Wilayah Dan Pemerintahan
Berdasarkan naskah pararaton abad ke-15 dari Kerajaan Majapahit, Negara Singpura sekarang disebut wilayah tumasik. Dan sejak akhir abad ke-12 ia merupakan salah satu dari sepulu kotayanmg indah di bawh kekuasaan Majapahit. Termasuk dalam naskah Negarakertagama di sebutpal Temasek sebagai kota-kota yang masuk dalam jajahan kerajaan Majapahit di Jawa. Kemudian berganti dengan nama Singapura, oleh seeorang putra dari Raja Tamil bernama sang Nila Utama bersama istrinya putrid Banten Wan Sri Bini saat berlayar ke daerah ini. Berdasarkan legenda sejarah Melayu, setelah kedua orang ini beserta rombongannya tiba di tempat ini, mereka melihat seekor binatang buas melintasi jalan yang akan kereka lalui. Binatang itu sebesar kambing, ternyata itu adalah seekor singa. Sang Nila Utama kemudian member nama denagan sebutan Singapura (kota singa).[10]
Sejak akhir abad ke-14 sampai pada tahun 1511 M, Singapura menjadi wilayah bagian dari kerajaan Malaka. Paramswara yang mula beragama hindu, yang di usir oleh Majapahit dari Tumasik, kemudian mendirikan kerajaan di Malak(1396-1414) dan merebut kembali daerah Tumasik ini. Akibat hubungan intim terhadap pedagang-pedagang muslim, akhirnya memeluk agam Islam dan kemudian di beri gelar Sultan Iskandar Syah. Pada abd ke-18 Singapura berada pada kekuasaan wilayah kesultanan Johor, dan dengan seorang Tumenggung sebagai kepala pemerintahannya. Pada abad ke-19 Singapura telah menjadi pelabuhan Transito yang sangat penting karena jalurnya yang sangat srtategis, terutama dalam menyalurkan edan menjembatani antara para pedagang dari wilayah barat seperti Arab dan Persia, India bahkan orang-orang Eropa dengan para pedagang dari China. Orang-orang Eropa akhirnya menaruh perhatian terhadap pelabuhan Singapura. Akhirnya Inggris mengambil langkah ntukmencipatakan Sinagpura sebagi pusat kota dagang di Asi Tenggara. Akhirnya Jendal Inggris di India memerintahkan kepada Sir Thomas untuk bisamerebut dan menguasai Singapura dan wilayah-wilayah penting lainnya di kawasan Melayu tersebut. Kemudian Sir Thomas Berhasil mengadakan perundngan dengan Sultan Husai di Johor dan Tumenggungnya di Singapura, abdul Rahman untuk mengadakan aliansi dalam penguasaan Singapura. Dan akhirnya pada tahun 1819 tepatnya pada tanggal 30 jauari perjanjian itu terwujd, utuk menjadikan Singapura sebagi wilayah yang bias di atur bersama dalam satu system. Dan sejak itulah Singapura menjadi salah sat wilayah jajahan Inggris sebagaimana Penang, Malaka, Welleslay yang merupakan wilayah-wilayahjajahan Inggris. Di Singpura pelaku uatam atau pendudk utamanya adalah pedagang muslim. Pada awal permulaan sensus penduduk Singpura berjumlah 10.683 jiwa dan bertambah lagi menjadi 81.734 jiwa yaitu ejak di bukanya Terusan Suez tahun 1860-an. Singapura tetap menjadi koloni Inggris sampai tahun 1946, karean straits-Settlemens di bubarkan maka Singapura kemudian berdiri sendiri kembali. Kontitusi Singapura terbentuk dalam pemeintahan sendiri dengan gubernurnya Sir William Goode, dangan perdana mentri peramanya yang di angkat tanggal 5 juni 1959 yakni Lee Kuan Yew. Tahun 1961 perdana mentri Malaya Tun Abdul Rahman membuat gagasan untk membentuk Negara Malasyia yang terdiridari federasai Malaya; Singpura, Serawak, Borneo Utra dan Bruney karena di khawatirkan kalau-kalau Singapura menjadi basis Komunis.hal ni mengakibatkan terjadinya komlik yang di manfaatkan oleh Lee yaitu pada tanggal 9 Agustus 1965 untuk memisahkan Singapura dari Malasyia, dan tebentklan Negara baru di tengah-tengah kebudayaan dan etnik Melay secara umum. Sejak inilah Singpura menjadi Negara yang hitrogen dari segi etnik, sekalipun mayoritas Melayu. Selain Melayu mereka terdiri dari etnik China, India, dan sedikit Arab.
2.        Komunitas Muslim Singapura
Sampai ekarang belum di teukn bklti-bukti yang  jelas kapan Islam masuk ke Singpura, tapi berdasarkan perkra sezman dengan masa-masa aktifnya para pedagang muslim berada di Malaka. Di samping sebagi pedagang juga  tampaknya elah menjadi guru-guru agama serta imam di tengah-tengah kelompok masyarakat setempat. Tokoh Abdullah Bin Abdul Kadi Musyi merupakan salah satu pedagang asing (asal Cheilon) yang menjadi kenyataan seperi itu. Mereka mengajarkan Alquran dan membuka madrasah-madrasah sehingga orang-orang kampung merasa senang pada kegiatan semacam itu, hingga beliau menikah dengan penduduk setempat. Pengaruh kehidupan sehari-sehari keluarga muslim Melayu di Singapura adalah merupakan pencerminan yang sangat kuat dari pengaruh guru-guru dan imam-imam masjid. Mereka terbiasa dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan dam social secara kolektif. Dan mayoritas penduduknya bermazhab Syafi’iyah dan sebagian kecilnya Syi’ah. Dan kemudian pada abad ke-19 berkembanglah Tareakt Naksmbandiyah yang bermula di Mekkah hingga merambah ke Singapura salah satu penyebar tareakt ini adalah Syekh Abdul Karim aal; Banten yang pernah singgah sebagai tokoh Tarekat qodariyah Naksambandiyah (TQN).
Demikian di semenajung tanah Melayu ini, dan khususnyaSingapura, kehidupan tasawuf sangat kental bagi mayoritas penduduknya. Dengan demikian secara umum kaekteristik Islam di Asia Tenggara adalah tasawufnya yang menonjol dengan berbagai tareaktnya.bkan berari tidak mengeal dasar-dasar Islam secara fundamental utru dengan hal ini pola kehidupan tasawuf yang di ajarkan oleh guru-guru agama di surou-surou, pesantren, dan ponddk-pondok sufi di semenanjung Melayu ini, doktrin-doktrin syariat menyatukan pengajaran dan pengalamannya dengan nilai-nilai hakekatnya. Dengan demikian berbicara penyebaran Islam di semenanjung Melayu Nusantara, berarti kita membicarakan tarekat sufi di dalamnya.
3.      Karakteristik Sejarah Melayu
Berbagai faktor dan alur-alur kesejarahan yang di tempuh mat Islam dan masyarakat Asia Tenggara sejak kedatangan Islam Sampai sekarang secara bersama-sama, baik langsung ataupun tidak mempunyai andil masing-masing dalam mengakibatkan terjadinya islamisasi besra-besaran dan sekaligus intensifikasi kesadaran Islam. Pergumulan factor-faktor kesejahtaan ang kompleks itu terlalu rumit untuk di jelaskan dengan satu teori atau argument tertentu. Orang tidak dapat berkesimpulan bahwa sejarah Islamisasi di Asia Tengara pakah secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya sebagai proses yang merupakan garis lurus dan seragam. Iniah yang menyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan dalam tingkat penerasi Islam di berbagi Isam di Asia Tenggara. Hingga menghasilkan pemahaman dan penghayatan yang berbeda-beda.
D.  Filipina
1.        Pengenalan
Negara Filipina adalah sebuah wilayah yang terdiri dari beberapa pulau besar-kecil, yang paling besar adalah pulau Luzon dan Mindanao yang merupakan 2/3 seluruh Filipina. Awal mula masuknya Islam ke Filipina tidak dapat dipisahkan oleh keberadaan Sulu. Namum perlu di ingat ternyata ada beberapa silsilah Sulu dan Tarsilah Sulu yang kadang antara satu dan yang lainnya tidak sama bahkan bertentangan. Itu di sebabkan adanya campur aduknya dongeng, mitos dan kenyataan sejarah. Oleh karenanya di perlukan untuk terlebih dahulu menggunakan seluruh silsilah dan tarsilah sulu yang beragam dan kemudian melakukan analisis sumber, sebelum membuat kesimpulan.
Hampir semua silsilah bermula pada masa Rapa Sipad/Raja Sripaduka. Pada masa pemerintahannya di pulau Jolo, datanglah seorang muslim bernama tuan Masaika ke suatu tempat yang di sebut maimbung. Dan di tempat tersebut ditemukan sebuah batu nisan atas nama Miqbaldengan tanggal 1310 di temukan di Baddato penemuan batun inilah yang di jadikan bukti arkiologis masuk dan berkembangnya Islam di Filipina.
Adapun susunan Sultan-sultan Sulu menurut beberapa sumber tersebut adalah:
  1. Sultan Syarif Al-Hashim
  2. Sultan Kamaluddin
  3. Sultan Alauddin
  4. Sultan Amir Al-umara
  5. Sultan Muizz Ul-Mutawaddi
Ini adalah lima di antara 32 Sultan pada masa pemerintahan Sulu.

2.        Masalah Umat Islam dan Pemerintahan Filipina
Pada tahun 1564 satu rombongan kerajaan Spanyol di bawah pimpinan Meguel bersama dengan 6 orang misionaris. Kristen tiba di Cebu pada penghujung tahun itu. Pada tahun tersebut daapt menaklukan Manila yang ketika itu merupakan salah satau kerajaan Islam. Maka pada saat itu penjarahan dan penjajahan terhadap Filipina oleh Spanyol berlangsung sampai datangnya tentara jepang dan kemudian Amerika serikat selama lebih kyrang 300 tahun. Namun penyelesaian dan masa depan umat islam Filipina maka sampailah pada puncaknya. Seorang Ilmuwan muslim Filipina Asiri Abubakar menguraiakn beberapa faktor yang turut menyumbang kebangkitan Islam di Filipina di masa depan.
a.       Bertammbahnya hubungan dengan Ulama dan para pendatang muslim terpelajar dari dunia Arab dan sekitar Filipina
b.      Bertambahnya jumlah warga Moro yang pergi naik haji
c.       Bertambahnya kesempatan melakukan studi di berbagai pusat studi Islam di seluruh dunia
d.      Partisipasi aktif dalam  berbagai pertemuan regional dan internasional
e.       Kembalinya ratusan pelajar Filipina ddari luar negeri
f.       Semakin banyaknya di dirikan Sekolah-sekolah agama di daerah-daerah yang terisolisir
g.      Berbagai konferensi pers internasional dan peliputan terhadap perang yangj sedang berlangsungdi Mindanau dan kekejaman yang di lakukan oleh beberapa personil militer di wilayah tersebut.
3.             Berbagai Kebijakan Pemerintah Filipina untuk Menciptakan Perdamaian Rekonsilisasi
a.       Pebentukan Pemerintah regional yang Otonom
b.      Pembentukan Kementrian agama Islam
c.       Pembentukan  Badan Pengelola Perjalana Haji Filipina
d.      Mendirikan Institute Studi-Studi Islam Universitas Manila
e.       Mendirikan King faesalCentre for Islamic and Arabic Studies Mindanao State university
f.       Pusat Studi Perdamaian Filipina Selatan
g.      Melancarkan philipinies Amanah Bank dan Dana Pembangunan Muslim
h.      Berbagai Pprogram dan Aktivitas yang untuk Mmperkuat Perdamaian dan rekonsilasi
1)      Menyeleggarakan Konggres Pertama Pendidikan Islam
2)      Menyelenggarakan Konggres Pertama Madrasah Seluruh Filipina
3)      Perlombaan Mem,baca Quran Setiap tahun
4)      Penyelenggaraan kilasan Kebudayaan at kaularan (KKK)
5)      Pelaksanaan dialog Nasional Muslim-Kristiani (30 Nop-4 Des 1981)
6)      Menerbitkan Berbagai regulasi (UU, Proklamasi, Dekrit Presiden) tentang Agam Islam dan Umat  Islam
·           Dalam Bidang Idiologi, Politik, Pertahanan dan keamanan
·           Dalam Bidang Perdagangan, ekonomi, dan Keuangan
·           Dalam Bidang pendidikan
·           Dalam Bidang Kebudayaan dan Hukum Islam[11]
Berbagai Perdaban yang dapat diciptakan oleh Filipina hingga dapat meyakinkan umat Islam Filipina bahwa mereka tidak sekedar berada dalam ruang tetapi dalam sebuah rumah yang nyaman dalam dalam Republik Filipina.
 

PENUTUP
Oleh sebab itu, penting untuk di sebutkan bahwaIsalamyang kinim,enjadi agama mayoritas di Asia Tenggaa, merupakan hasil dari proses panjang pengalaman inkulturasi budaya yang tentu saja  mengilustrasikan adanya sebuah dialetika intensif antara ajaran-ajaran inti Islam denagn tradisi dan tata nilai masyarakat Indonnesia. Sehingga islam tampak sebagaimana tradisi asli yang sulit untuk di hilangakanbegitu saja. Maka, wajah Islam yang mengalami inkulturasi dengan tradisi tertentu akan m,engandaikan dua hal yang menunjkkan tentang intensitasIslam sebagai agama universal. Pertama, interpretasi terhadap ajaran Isamakan dipahami sesuai denagn konteks zamandan tempat di mana ia berkembang. Kedua, ajaran Islam akan tampak lebih dinamis dan progresif dalam merespons tantangan yang di hadapi oleh masyarakatnya. Dan demikian Islam dapat menjadi inspirator dalam setiap perubahan social sebuah masyarakat.
Dapat kita ismpulkan bahwa, suatu studi ang menyeluruh tentang tipe-tipe kebudayaan Isalm yang berbeda, tampaknya tidak cukup sampai di sini. Dari kaca mata besar saja, seperti yang telah di kemkakan diatas, sudah menampakkan perbeaan kergaman budaya unia Islam. Apalgi melihatnya dari sudut yang lebh dekat, dari setiap relung keagamaan besar akan menjadi banyak lagi menampakkan corak ragamnya.
Belum lagi kelompok Islam minoritas di berbagai belahan dnia Isl;am lainnya, juga memerlukan penyelidikan yang sungguh-sngguh, seperti minoritas muslim di Uni Soviet, serta Negara-negar Islam di Eropa termasuk Amerika-Seriakat dan benua Australia. Lebih penting dari semua itu, perkembanagn kebudayaan Islam di masing-masing kawasan di belahan dunia ini, perubahan dan perbedaan di masing-masing ruang, merupakan sebuah cerminan gema kemanusian yang berasal dari keIslaman. Karean wahyu yang sat ini bersumber dari illahiyat dan berada di luar kemanusiaan, sementara dia endiri memberikan tujuan dan nilai pada aktivitas sebuah kelompok manusia, maka bentuk-bentukperbedan dalam hasil dan proses aktualisasinya merupakan sunstullah yang tidak bias kita pungkiri dam selalu berkait erat dengan kenyatan nasb kebudayaan manusia yang mulia. Selama upaya tersebut di lakukan umat Islam sebanyakitu pula kesan-kesan perbedaan akan terus Nampak di muka  bumi.
Semoga makalah ini mampu mengispirasikan kita sebagai generasi muda muda Islam untuk membangun peradaban Islam di zaman modern ini. Kritik dan saran adalah dambaan saya sebagi penyusun makalah ini guna untuk perbaikan kedepan. Dan yang lebih penting dapat member mamfaat bagi pembaca umumnya dan penulis sendiri khususnya.









 


DAFTAR PUSTAKA

Thohir,Ajid. 2009, Studi Kawasan Dunia Islam (Perspektif Etno-Linguistik dan Geo-Poliotik.Jakarta;Rajawali Pers
Edyar Dkk. 2009, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta; Pustaka Asatrus
Prof. DR. Azra.Azumardi MA. 2006, Renaisens Islam Asia Tenggara. Bandung; PT Rosdakarya
DR. Majid, Nur Kholis. 2003,  Kaki Langit Peradaban Islam, Jakarta
DR. Saefulloh, SA. MA. 2010, Sejarah dan Kebudyaan Islam di Asia Tenggara, Yogyakarta: Pustaka Pelajar










[1] PROF.DR. Azyumardi Azra,M.A. Renaisans Islam Asia Tenggara, Halaman 21-22
[2] Ajid Thohir,Studi Kawasan Dunia Islam (Perspektif Ento-Linguistik dan Geo-Politik)halaman 334
[3] DR. Nur Cholis Madjid, Kaki Langit Peradaban Islam hlm 150-151
[4] Busman Edyar Dkk, Sejarah Peradaban Islam, halaman 183
[5]Ibid, Sajarah Peradaban Islam halaman 184
[6] Edyar Dkk, Sejarah Peradaban Islam, halaman 185
[7] Ibid, halaman 187
[8] Edyar Dkk, Sejaah Peradaban Islam, halaman 197-198
[9] Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, halaman 347
[10] Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, halaman 377
[11] Dr. H. Saefullah, SA, M.A. Sejarah dan Kebudayaan Islam Asia Tenggara halaman 141-158

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق