الأربعاء، 13 فبراير 2013

meditasi bhudies

HAKIKAT MEDITASI BUDHISH DAN
PERBANDINGANNYA DENGAN HINDUISM


Dosen: Syaiful Azmi




Oleh
Nama: Ernik Sulis Setiawati
Nim: 1110034000088
Simester: 111 (Tiga)


JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1433 H/2011 M


HAKIKAT MEDITASI BUDHISH DAN
PERBANDINGANNYA DENGAN HINDUISM

A.    Hakikat Meditasi
Pada hakikatnya meditasi merupakan upaya atau sarana dalam membiasakan diri, agar senantiasa mempunyai sikap yang positif, realistis, dan konstruktif.[1] Meditasi dilakukan menggunakan akal pikiran, artinya meskipun seseorang duduk dengan sikap sempurna, dan menggunakan waktu yang lama, namun pikirannya berlari kemana-mana dengan liarnya maka hal semacam ini tidak dikatakan meditasi. Meditasi Buddhis pada dasarnya berkaitan dengan dua tema: mengubah pikiran dan menggunakannya untuk mengeksplorasi dirinya sendiri dan fenomena lain.
 Meditasi yang sebenarnya adalah pemusatan pikiran dan pandangan tanpa adanya gangguan terhadap objek-objek lain yang dapat merusak meditasi tersebut. Sehingga dapat terciptanya sifat welas asih, cinta kasih dan mampu memahami hakikat kehidupan ini.
Meditasi bukan merupakan pelaksanaan kemarin atau kini. Sejak dahulu kala orang telah melakukannya dengan berbagai cara; para yogi, orang suci dan pencari Penerangan Sempurna dari tiap zaman telah melakukannya dan telah memperoleh hasilnya dan mencapainya melalui meditasi. Tak pernah ada dan tak mungkin ada suatu pembentukan akhlak atau pembersihan batin tanpa melalui meditasi adalah jalan yang dipergunakan oleh Sang Buddha Sidharta Gotama untuk mencapai tingkat tertinggi dari Kebijaksanaan Mutlak.
Meditasi bukan hanya bagi India atau hanya untuk zaman Sang Buddha, namun untuk semua manusia pada situasi dan kondisi yang bagaimanapun. Batas kesukuan, agama, batas waktu ataupun ruang tidaklah menjadi halangan untuk melakukan meditasi.
B.     Bentuk-bentuk meditasi dalam Budhish
Meditasi dalam  Budhish  terdapat dua bentuk meditasi, yaitu:
Ø  Meditasi Samatha-Bhavana yaitu meditasi yang dilakukan untuk mencapai ketenangan hidup. Meditasi ini secara umum berfungsi untuk menghilangkan stress, frustasi, dan menciptakan keteangan batin..
Ø  Meditasi Vipassana-Bhavana yaitu meditasi yang dapat membersihkan kotoran batin dan pikiran secara total, sehingga dapat mencapai pemikiran yang terang. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Sidharta Gautama hingga mencapai penerangan dan pengetahuan ter tinggi.[2]
Dalam gaya meditasi Vipassana kesadaran awalnya difokuskan pada naik dan turunnya nafas dan kemudian (saat respirasi hampir diskors dan pikiran dan hati masih) di kedua beberapa simbol sederhana (nyala lilin), bagian tubuh (ibu jari atau ujung hidung) atau konsep (yang diberikan salah satunya adalah tidak mungkin untuk membangkitkan gangguan emosional atau intelektual).
C.     Tujuan meditasi
Dalam kepercayaan Budhish, meditasi merupakan proses pembersihan jiwa bagi setiap penganut agama budha. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak hanya seorang bikhu saja yang dapat melakukn meditasi.
Meditasi mempunya banyak tujuan diantaranya:
Ø  Pelaksanaan meditasi dapat menbersihkan jiwa
Ø  Pelaksanaan meditasi dapat menumbuhkan kebiasaan baik dari pikiran
Ø  Meditasi mampu merubah tingkah laku sehari-hari, yaitu yang  tergolong dari sifat-sifat tercela menjadi lebih baik.
Ø  Dapat membersihkan sifat serakah yang akan mengakibatkan kesombongan dan rassa tidak puas hingga menjadi orang yang selalu berterimakasih tehadap apa yang ia miliki.
Ø  Hingga mampu mencapai kebahagiaan yang sejati.
D.    Perbandingan  meditasi Budhish dan Hindu
Tidak hanya meditasi yang dikenal dalam tradisi Budhish, namun dalam agama Hindu juga memiliki tradisi ritual nyaris sama. yang biasa disebut Tapa. Tapa artinya pengekangan diri, pengendalian indra atau hawa nafsu.[3] Tapa juga berarti meninggalkan keduniaan, dengan cara mengendalikan diri. Tapa atau meditasi tidak semata-mata melakukannya dengan mengasingkan diri ditepi sungai sebagaiman yang dilakukan oleh Sidharta Gauthama atau ditepi hutan dll. Namun tapa disini mempunyai arti yang identik dengan brata/pengendalian diri, keinginan dan melaksanakan pantangan dalam agama Hindu. Dan dalam ajaran agama ini tapa/ meditasi tidak terikat oleh waktu dalam arti dapat dilakukan kapan saja dan patung-patung adalah sarana atau alat yang membantu para tapa dalam konsentrasi tapa tersebut. Diantara tujuan meditasi dalam agama hindu antara lain:
Ø  Umat Hindu meyakini bahwa Tuhan dapat disadari dengan Meditasi dan penyerahan diri.
Ø  Patung adalah merupakan alat dalam memfokuskan pikiran dan merupakan symbol ketuhanan.
Ø  Yang dimana pada intinya tujuan meditasi adalah untuk membersihkan hati,  pikiran, tingkah laku guna mencapai kebahagiaan yang sejati.[4]
E.     Sarana & tempat meditasi
Dalam agama Budha meditasi tidak hanya dilakukan ditempat-tempat ibadah  misalnya di Wihara atau ditempat-tempat ibadah lainya, namun dapat juga dilakukan di tempat-tempat terbuka.
Sarana yang digunakan adalah patung Buddha, namun pada umumnya dalam altar Buddhis terdapat objek-objek lain yang bertujuan untuk mengingatkan akan ajaran Buddha itu sendiri, misalnya dupa, lilin, bunga, buah, air dan bacaan kitab-kitab suci yang dapat dimanfaatkan dalam meditasi tersebut.
Dengan bersila di bawah pohon yang kemudian terkenal sebagai pohon Bodhi atau pohon Penerangan Sempurna, di tepi sungai Neranjara, di Gaya (kini dikenal dengan sebutan Buddhagaya) suatu tempat yang sejuk dan mendorong kemantapan batin dan dengan tekad yang membaja, Sebagaimana yang di praktikan oleh Sidharta Gauthama dan begitu pula dalam ajaran agama Hindu dapat dilakukan dikuil, atau dimana saja namum tempat-tempat tersebut dapat membantu memfokuskan pikiran  dalam meditasi tersebut.
F.      Hikmah meditasi
Meditasi ini adalah merupakan sarana dalam melatih kesadaran sejati, kesucian jiwa, dan untuk mencapai pengetahuan tertinggi. Namun kesempurnaan dapat dicapai melalui motivasi kesungguhan untuk mencapai kebahagiaan yang sejati, sehingga meditasi ini dikatakan sebagai suatu hal yang sangat penting. Mengkonsentrasikan pikiran dalam meditasi adalah upaya dalam mencapai kesuksesan.
Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan perhatian tunggal-tajam, yang terakhir termasuk praktek-praktek bertujuan untuk mengembangkan wawasan dan kebijaksanaan melalui melihat sifat sejati dari realitas.
G.    Daftar pustaka
Bansi Pandit. Pemikiran Hindu. Paramita: Surabaya. 2003
K.M. Suhardana. Upawasa, Tapa, Dan Brata. Paramita: Surabaya. 2006
Maha Nayaka Stavira K. Jinarakitha. Meditasi I Pendidikan Tinggi Agama Budha. Vajra Dharma Nusantara: Jakarta. 2004
Romdhon Dkk. Agama-Agama Di Dunia. IAIN Sunan Kalijaga Press: Yogyakarta. 1988




















[1] Maha Nayaka Sthavira A. Jinarakitha, Meditasi I Pendidikan Tinggi Agama Budha (Vajra Dharma Nusantara: Jakarta 2004). hal. II
[2] Mukti Ali, Agama-Agama Di Dunia (IAIN Sunan KaliJaga Press: Yogyakarta 1988). Hal. 109
[3] K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa dan Brata Berdasarkan Agama Hindu, (Paramita: Surabaya 2006). hal. 3
[4] Bansi Pandit, Pemikiran Hindu, (Paramita: Surabaya 2003). hal. 124

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق