A.
Pendahuluan
Dalam proses pembelajaran dikenal
beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang
merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1)
pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran;
(4) teknik pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut,
dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
B.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan
jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional
untuk satuan intruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas
guru dalam memilih kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu
urutan bidang studi yang telah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan
materi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam tingkat kedalaman yang
berbeda. Dalam arti pendekatan pembelajaran ini merupakan penjelasan untuk
mempermudah bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah
bagi siswa untuk memahami materi pengajaran yang disampaikan oleh guru, dengan
memelihara suasana pembelajaran yang tetap menyenangkan.
Seorang ahli mendefinisikan, W.
Gulo (2002), bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam
mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara Parceival
dan Ellington (1988), mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran,
kedua kategori pendektan pembelajaran tersebut adalah pendektatan pembelajaran
berorentasi guru dan pembelajaran berorentasi siswa.[1]
Pendekatan inovatif dalam strategi
pembelajaran diperlukan untuk mengaktifkan keterlibatan siswa secara mandiri
dalam proses pembelajaran, melalui kagiatan pembelajaran yang berorentasi
kepada proses penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry).
Kegiatan pembelajaran melalui pendektan ini memiliki dampak positif.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Jeromme Brunner, yang mengemukakan
bahwa pencarian atau inqury mengandung makna: (a) dapat membangkitkan
potensi intelektual siswa, (b) peserta didik yang semula memperoleh extrinsic
reward dalam keberhasilan belajar (mendapat Nilai baik), dalam pendekatan inquiry
dapat memperoleh intrinsic reward . (c) peserta didik dapat
mempelajari heuristic (mengolah pesan atau informasi) dari penemuan,
artinyabahwa cara untuk mempelajari tehnik penemuan ialah dengan jalan
memberikan jalan kepada peserta didik untuk mengadakan penelitian sendiri, (d)
dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai terinternalisasi pada diri
peserta didik.[2]
Pendekatan terbagi menjadi beberapa
bagian, diantaranya:[3]
a)
Pendekatan
Quantum Teaching
Pendekatan
Quantum Teaching merupakan pendekatan pembelajaran yang menciptakan
lingkungan belajar efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa
dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
b)
Pendekatan
Multiple Intelegences
Pendekatan
ini diartikan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan
produk dalam suatu setting yang beragam dalam situasi yang nyata.
c)
Pendekatan
E-Learning
Pendekatan
ini merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan jasa
bantuan perngkat elektronik, khususnya perangkat komputer.
d)
Pendekatan
Active Learning
Pendektan
ini adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara
belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri ini
merupakan tujuan akhir dari active learning.
e)
Pendekatan
Kooperatif
Pendekatan
ini merupakan model pembealjaran yang menekankan aktivitas kolaboratif siswa
dalam belajar yang berbentuk kelompok, mempelajari materi pelajaran, dan
memecahkan masalah secara kolektif kooperatif.
f)
Pendekatan
Kontekstual
Pendekatan
ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya
sebagai anggota kelurga dan masyarakat.
g)
Pendekatan
Belajar Berbasis Masalah
Pendekatan
ini adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma
konstruktivisme, yang berorientasi pada proses belajar siswa.
Pada pokoknya, pendekatan
pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran dari bagian
yang satu kebagian yang lainnya yang berorientrasi pada pengalaman-pengalaman
yang dimiliki siswa untuk memepelajari konsep, prinsip dan teori baru dalam
suatu bidang ilmu. Program pembelajaran
merupakan rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori
pokok secara rinci yang memuat alokasi waktu, indikator pencapaian hasil
belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap materi pokok mata
pelajaran.
Sistem dan pendekatan pembelajaran
dibuat karena adanya kebutuhan akan
sisitem dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan: (1) ada alasan untuk belajar,
(2) siswa belum mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu guru
menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai.
Pada prinsipnya ada dua macam tujuan pembelajaran yaitu: (1) tujuan jangka
panjang atau yang disebut tujuan termianal, tujuan ini biasanya merupakan
jawaban atas masalah atau kebeutuhan yang diketahui berdasarkan analisis
sebelumnya, (2) tujuan jangka pendek atau disebut tujuan intruksional khusus,
tujuan ini merupakan hasil pemecahan atau operasionalisasi dari tujuan terminal
yang disusun secara hirarkis dalam upaya pencapaian tujuan terminal.[4]
C.
Strategi Pembelajaran
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan
selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan
pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian secara sempit dan pengertian
secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah strategi itu sama dengan
pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian
tujuan.
Sedangkan dalam pengertian luas terdapat
beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli dalam mendefinisikan strategi
pembelajaran, diantaranya:
· Kozma dalam Gafur (1989) menjelaskan, bahwa strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas dan bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya suatu
tujuan pembeljaran tertentu;
· Gerlach dan Ely (1980), menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalm
lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan
pembelajaran yang dpat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik;
· Dick dan Carey (1990) menjelasan bahwa strategi pembelajaran
terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan
kegiatan pembelajaran yang atau yang digunakan guru dalam membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu;
· Groper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan
atas berbagai jenis latihan tertentu
yang sesuai engan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.[5]
Strategi pembelajaran adalah cara
sistematis yang dipilih dan
digunakan seorang pembelajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran adalah merupakan perpaduan dari
urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan
dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran harus
mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan
dalam proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran
mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya metode dan
tehnik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Pemilihan strategi pembelajaran
sangatlah penting. Artinya bagaimana guru dapat
memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efesien untuk
menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas
kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Namun perlu diingat tidak
ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan
situasi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama.
Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kreativitas dan keterampilan dalam
memilih dan menggunakan strategi pembelajaran sesuai situai dan kondisi yang
dihadapinya dalam arti sesuai karakteristik peserta didiknya dan tetap bertitik
tolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dari awal.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan
diakhir kegiatan pembelajaran. Walter Dikc, menyebutkan bahwa terdapat lima
komponen strategi pembeljaran yaitu:[6]
· Kegiatan pembelajaran pendahuluan
Pada bagian ini, guru diharapkan
dapat menarik minat peserta didik akan materi pembelajaran yang akan
disampaikan. Karena, kegiatan pendahuluan yang menarik dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Dalam hal ini tedapat beberapa tehnik, diantaranya: (1) mampu menjelaskan
tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan, sehingga peserta didik dapat
mencapai tujuan pembelajaran di akhir kegiatan pembelajaran. (2) melakukan
apersepsi, atau berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama
dan pengetahuan yang baru, yang akan dipelajari.
· Penyampaian informasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik antara lai: (a) urutan
penyampaian, materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal
yang bersifat sederhana atau mudah kemudian ke hal-hal yang lebih kompleks. (b)
ruang lingkup meteri yang disamapaikan,
bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari.
(c) materi yang disampaikan merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk
pengetahuan (Fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat tertentu) dan sikap
(berisi pendapat ide, saran atau tanggapan).
· Partisipasi peserta didik
Keaktifan peserta didik merupakan
suatu hal yang sangat menunjang, karena peserta didik merupakan pusat dari
suatu kegiatan belajar. Proses pembelajaran akan berhasil bila peserta didik
secara aktif melakukan latihan-latihan
secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Terdapat beberapa hal penting yang
perlu diperhatikan antara lain: (a) latihan dan praktik yang dilakukan setelah
peserta didik diberi informasi suatu ilmu pengetahuan, sikap atau keterampilan
tertentu. (b) memberikan umpan balik, dalam arti peserta didik menunjukkan
perilaku tertentu sebagai hasil belajar yang diperolehnya.
· Tes
Serangkaian tes yang dilakukan untuk
mengetahui, (a) apakah tujuan pembelajaran khusus telah dicapai atau belum? (b)
apakah pengetahuan, sikap, keterampilan benar-benar dimiliki oleh peserta didik
atau belum?
· Kegiatan Lanjutan
Dari suatu hasil atau kegiatan yang
dilakukan, seringkali tidak dilaksanakan dengan baik. Dalam kenyataanya peserta
didik hanya menguasai sebagian atau dirata-rata tingkat penguasaan yang
diharapkan dapat dicapai dan peserta didik ini harus menerima tindak lanjut
yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
Mengingat bahwa setiap tujuan dan
metode pembelajaran berbeda satu dengan yang lainya, maka jenis kegiatan yang
harus dipraktikan oleh peserta didik membutuhkan persyaratan yang berbeda pula.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara
yang kan dipilih dan diguanakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi
pelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembeljaran yang diharapkan
dapat dikuasainya di akhir belajarnya.
D.
Metode Pembelajaran
Metode merupakan
langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai
tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode
pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan
suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang
kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah
cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui,
melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.
Secara garis besar metode
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian:[7]
Ø Metode pengajaran konvensional
Ø Metode pembelajaran in-konfensional
Metode pengajaran secara konvensional yaitu metode pengajaran yang dipakai oleh
guru atau sering disebut metode tradisional. Sedangkan metode pengajaran inkonvensional
yaitu suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan
secara umum, seperti metode mengajar dengan modul, pengajaran berprogram,
pengajaran unit, mechine program, merupakan metode yang baru
dikembangkan dan baru diterapkan dibeberapa sekolah tertentu yang mempunyai
peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya.
Berikut ini akan dibahas beberapa metode pengajaran konvensional.
Dalam praktik pembelajaran, terdapat
beragam jenis metode pembelajaran dan penerapannya. Penulis mencatat,
setidaknya terdapat sebelas metode metode pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Kesebelas metode tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Metode
proyek, yaitu metode yang bertitik tolak
dari suatu masalah kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan
sehingga pemecahannya secara komprehensif dan bermakna;
2.
Metode
eksperimen, metode yang mengedepankan
aktivitas percobaan, sehingga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari;
3.
Metode
tugas/resitasi, yaitu guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar;
4.
Metode
diskusi, yaitu siswa dihadapkan pada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaamn yang bersifat problematis
untuk dibahas dan dipecahkan bersama;
5.
Metode
sosiodrama, yaitu siswa mendramatisasikan
tingkah laku dlam hubungannya dengan masalah sosial.
Dari kelima metode tersebut,
terdapat beberapa jenis metode pembelajaran lainnya, yaitu sebagai berikut:
1.
Metode
demontrasi, metode ini mengedepankan peragaan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau tiruan yang sering
disertai denan penjelasan lisan;
2.
Metode
problem solfing, metode ini
mengedepankan metode berpikir atau untuk menyelesaikan masalah dan didukung
dengan data-data yang ditemukan;
3.
Metode
karya wisata, metode ini
mengajak siswa keluar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek lainnya
sesuai dengan kepentingan pembelajaran;
4.
Metode
tanya jawab, metode ini
menggunakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para siswa;
5.
Metode
latihan, metode latihan dimaksudkan untuk
menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu;
6.
Metode
ceramah, metode ini merupakan metode
tradisional karena sejak lama metode ini digunakan oleh para pengajar. Namun
demikian metode ini tetap memiliki fungsinya yang penting untuk membangun
komunikasi antara pengajar dan pembelajar.[8]
Kedudukan metode
dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
1.
Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber
belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau
belajar
2.
Pengungkap
tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan untuk
tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya
3.
Penyampaian bahan
belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam menyampaikan bahan
dalam kegiatan pembelajaran
4.
Pencipta iklim
belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar
5.
Tenaga untuk melahirkan
kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas warga belajar sesuai
dengan potensi yang dimilikinya
6.
Pendorong untuk
penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran
7.
Pendorong dalam
melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari pemecahan masalah
yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran
E.
Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran merupakan cara
guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan
pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada
kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat
berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran
ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa,
sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik
pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode
yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung
pada berbagai faktor tersebut. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik
pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran
ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan
pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan
teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan teknik pembelajaran
yang berbeda-beda pula.
F.
Penutup
G.
Daftar Pustaka
Usman, Basyiruddin,
Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat: Ciputat Press, 2002
Sagala,
Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran (untuk Membantu memecahkan
Problematika belajar dan Mengajar), Bandung: Alfabeta, 2011
Siregar, Eveline
dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010
[1] Eveline
Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, h.75
[2] Eveline
Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, h.76
[3] Eveline
Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, h. 81-119
[4] Syaiful
Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran (untuk Membantu memecahkan
Problematika belajar dan Mengajar), (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 68
[5] Eveline
Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran,
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2010), hal. 76-77
[6] Eveline
Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, h. 78-79
[7] M. Basyiruddin
Usman. Metodologi Pembelajaran Agama Islam ( Ciputat: Ciputat Press,
2002), h. 33
[8]
Eveline Siregar
& Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, h. 80
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق