الجمعة، 15 فبراير 2013

makalah MP


A.    Pendahuluan
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
B.     Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk satuan intruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu urutan bidang studi yang telah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan materi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda. Dalam arti pendekatan pembelajaran ini merupakan penjelasan untuk mempermudah bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk memahami materi pengajaran yang disampaikan oleh guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang tetap menyenangkan.
Seorang ahli mendefinisikan, W. Gulo (2002), bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara Parceival dan Ellington (1988), mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran, kedua kategori pendektan pembelajaran tersebut adalah pendektatan pembelajaran berorentasi guru dan pembelajaran berorentasi siswa.[1]
Pendekatan inovatif dalam strategi pembelajaran diperlukan untuk mengaktifkan keterlibatan siswa secara mandiri dalam proses pembelajaran, melalui kagiatan pembelajaran yang berorentasi kepada proses penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry). Kegiatan pembelajaran melalui pendektan ini memiliki dampak positif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Jeromme Brunner, yang mengemukakan bahwa pencarian atau inqury mengandung makna: (a) dapat membangkitkan potensi intelektual siswa, (b) peserta didik yang semula memperoleh extrinsic reward dalam keberhasilan belajar (mendapat Nilai baik), dalam pendekatan inquiry dapat memperoleh intrinsic reward . (c) peserta didik dapat mempelajari heuristic (mengolah pesan atau informasi) dari penemuan, artinyabahwa cara untuk mempelajari tehnik penemuan ialah dengan jalan memberikan jalan kepada peserta didik untuk mengadakan penelitian sendiri, (d) dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai terinternalisasi pada diri peserta didik.[2]
Pendekatan terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:[3]
a)         Pendekatan Quantum Teaching
Pendekatan Quantum Teaching merupakan pendekatan pembelajaran yang menciptakan lingkungan belajar efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
b)        Pendekatan Multiple Intelegences
Pendekatan ini diartikan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang beragam dalam situasi yang nyata.
c)         Pendekatan E-Learning
Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perngkat elektronik, khususnya perangkat komputer.
d)        Pendekatan Active Learning
Pendektan ini adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri ini merupakan tujuan akhir dari active learning.
e)         Pendekatan Kooperatif
Pendekatan ini merupakan model pembealjaran yang menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok, mempelajari materi pelajaran, dan memecahkan masalah secara kolektif kooperatif.
f)         Pendekatan Kontekstual
Pendekatan ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya sebagai anggota kelurga dan masyarakat.
g)        Pendekatan Belajar Berbasis Masalah
Pendekatan ini adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma konstruktivisme, yang berorientasi pada proses belajar siswa.
Pada pokoknya, pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran dari bagian yang satu kebagian yang lainnya yang berorientrasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa untuk memepelajari konsep, prinsip dan teori baru dalam suatu bidang ilmu. Program pembelajaran  merupakan rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap materi pokok mata pelajaran.
Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat karena  adanya kebutuhan akan sisitem dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan: (1) ada alasan untuk belajar, (2) siswa belum mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu guru menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai. Pada prinsipnya ada dua macam tujuan pembelajaran yaitu: (1) tujuan jangka panjang atau yang disebut tujuan termianal, tujuan ini biasanya merupakan jawaban atas masalah atau kebeutuhan yang diketahui berdasarkan analisis sebelumnya, (2) tujuan jangka pendek atau disebut tujuan intruksional khusus, tujuan ini merupakan hasil pemecahan atau operasionalisasi dari tujuan terminal yang disusun secara hirarkis dalam upaya pencapaian tujuan terminal.[4]
C.    Strategi  Pembelajaran  
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan.
Sedangkan dalam pengertian luas terdapat beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli dalam mendefinisikan strategi pembelajaran, diantaranya:
·      Kozma dalam Gafur (1989) menjelaskan, bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas dan bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya suatu tujuan pembeljaran tertentu;
·      Gerlach dan Ely (1980), menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalm lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan pembelajaran yang dpat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik;
·      Dick dan Carey (1990) menjelasan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan pembelajaran yang atau yang digunakan guru dalam membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu;
·      Groper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai  jenis latihan tertentu yang  sesuai engan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.[5]
Strategi pembelajaran adalah cara sistematis yang dipilih  dan digunakan  seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran adalah merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya metode dan tehnik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya bagaimana guru dapat  memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efesien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Namun perlu diingat tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kreativitas dan keterampilan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran sesuai situai dan kondisi yang dihadapinya dalam arti sesuai karakteristik peserta didiknya dan tetap bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dari awal.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan diakhir kegiatan pembelajaran. Walter Dikc, menyebutkan bahwa terdapat lima komponen strategi pembeljaran yaitu:[6]
·      Kegiatan pembelajaran pendahuluan
Pada bagian ini, guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik akan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Karena, kegiatan pendahuluan yang menarik  dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dalam hal ini tedapat beberapa tehnik, diantaranya: (1) mampu menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan, sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran di akhir kegiatan pembelajaran. (2) melakukan apersepsi, atau berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dan pengetahuan yang baru, yang akan dipelajari.
·      Penyampaian informasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik antara lai: (a) urutan penyampaian, materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat sederhana atau mudah kemudian ke hal-hal yang lebih kompleks. (b) ruang lingkup  meteri yang disamapaikan, bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari. (c) materi yang disampaikan merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan (Fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat tertentu) dan sikap (berisi pendapat ide, saran atau tanggapan).
·      Partisipasi peserta didik
Keaktifan peserta didik merupakan suatu hal yang sangat menunjang, karena peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Proses pembelajaran akan berhasil bila peserta didik secara aktif  melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain: (a) latihan dan praktik yang dilakukan setelah peserta didik diberi informasi suatu ilmu pengetahuan, sikap atau keterampilan tertentu. (b) memberikan umpan balik, dalam arti peserta didik menunjukkan perilaku tertentu sebagai hasil belajar yang diperolehnya.
·      Tes
Serangkaian tes yang dilakukan untuk mengetahui, (a) apakah tujuan pembelajaran khusus telah dicapai atau belum? (b) apakah pengetahuan, sikap, keterampilan benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum?
·      Kegiatan Lanjutan
Dari suatu hasil atau kegiatan yang dilakukan, seringkali tidak dilaksanakan dengan baik. Dalam kenyataanya peserta didik hanya menguasai sebagian atau dirata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai dan peserta didik ini harus menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
Mengingat bahwa setiap tujuan dan metode pembelajaran berbeda satu dengan yang lainya, maka jenis kegiatan yang harus dipraktikan oleh peserta didik membutuhkan persyaratan yang berbeda pula. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang kan dipilih dan diguanakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik  mencapai tujuan pembeljaran yang diharapkan dapat dikuasainya di akhir belajarnya.

D.     Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.
Secara garis besar metode pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian:[7]
Ø  Metode pengajaran konvensional
Ø  Metode pembelajaran in-konfensional
Metode pengajaran secara konvensional  yaitu metode pengajaran yang dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional. Sedangkan metode pengajaran inkonvensional yaitu suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar dengan modul, pengajaran berprogram, pengajaran unit, mechine program, merupakan metode yang baru dikembangkan dan baru diterapkan dibeberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya. Berikut ini akan dibahas beberapa metode pengajaran konvensional.
Dalam praktik pembelajaran, terdapat beragam jenis metode pembelajaran dan penerapannya. Penulis mencatat, setidaknya terdapat sebelas metode metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Kesebelas metode tersebut adalah sebagai berikut:
1.         Metode proyek, yaitu metode yang bertitik tolak dari suatu masalah kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif dan bermakna;
2.         Metode eksperimen, metode yang mengedepankan aktivitas percobaan, sehingga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari;
3.         Metode tugas/resitasi, yaitu guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar;
4.         Metode diskusi, yaitu siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaamn yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama;
5.         Metode sosiodrama, yaitu siswa mendramatisasikan tingkah laku dlam hubungannya dengan masalah sosial.
Dari kelima metode tersebut, terdapat beberapa jenis metode pembelajaran lainnya, yaitu sebagai berikut:
1.         Metode demontrasi, metode ini mengedepankan peragaan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau tiruan yang sering disertai denan penjelasan lisan;
2.         Metode problem solfing, metode ini mengedepankan metode berpikir atau untuk menyelesaikan masalah dan didukung dengan data-data yang ditemukan;
3.         Metode karya wisata, metode ini mengajak siswa keluar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran;
4.         Metode tanya jawab, metode ini menggunakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para siswa;
5.         Metode latihan, metode latihan dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu;
6.         Metode ceramah, metode ini merupakan metode tradisional karena sejak lama metode ini digunakan oleh para pengajar. Namun demikian metode ini tetap memiliki fungsinya yang penting untuk membangun komunikasi antara pengajar dan pembelajar.[8]
Kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
1.         Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar
2.         Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya
3.         Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran
4.         Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar
5.         Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya
6.         Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
7.         Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran
E.      Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula.
F.     Penutup

G.    Daftar Pustaka
Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat: Ciputat Press, 2002
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran (untuk Membantu memecahkan Problematika belajar dan Mengajar), Bandung: Alfabeta, 2011
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010



[1] Eveline Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, h.75
[2] Eveline Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran,  h.76
[3] Eveline Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, h. 81-119
[4] Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran (untuk Membantu memecahkan Problematika belajar dan Mengajar), (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 68
[5] Eveline Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2010), hal. 76-77
[6] Eveline Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, h. 78-79
[7] M. Basyiruddin Usman. Metodologi Pembelajaran Agama Islam ( Ciputat: Ciputat Press, 2002), h. 33
[8] Eveline Siregar & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran,  h. 80